Senin, 22 November 2010

Sekat

Siang itu saya diajak oleh seorang teman untuk makan di sebuah mall di Cirebon. Hmmm… klo bukan karna diajak, agak kurang nyaman makan disana (bukan apa apa, mahalnya ito lho he…). Kami pilih tempat duduk yang paling nyaman untuk mengobrol panjang lebar. Karna memang rencana awal pertemuan ini sebagai ajang curhat curhatan.
Mulailah cerita mengalir satu persatu sambil di temani makanan yang telah kami pesan. Sampai pada satu titik pernyataan teman saya yang membuat napas saya sedikit tertahan, “Saya ga akan bisa temenan sama orang yang ga pernah shalat, tidak berjilbab atau pemahaman mengenai agamanya kurang.”
Kembali pikiran saya teringatkan dentang komentar teman teman saya dulu di SMA. “Huh anak rohis temenannya sama anak rohis lagi”. Ternyata setelah sekian tahun saya meninggalkan bangku SMA, masih ada sekat sekat ini.
Disini ada sisi kekhawatiran akan terwarnainya nilai nilai islami yang telah tertanam. Dan memang kewajiban kita menjaga hidayah yang telah sampai itu. Tapi di sisi lain ada kewajiban kita kepada sesama untuk mempergauli setiap orang dengan baik. Tidak mensekat sekat dengan alasan jilbab dengan tidak berjilbab, pandai dalam agama ataupun lemah dalam agama dan lain sebagainya. Karna ternyata hikmah dapat kita peroleh dari siapa saja.
“Met udah telepon mamah?”
“Gimana mamah dah sehat?”
“iya nangis aja. Tapi jangan lama lama ya.”
Hmmm… itu ungkapan uangkapan kecil yang mendalam di hati saya. Ada sesuatu yang meresap ke hati. Dan taukah kalimat kalimat ajaib itu keluar dari siapa? Dari orang yang bukan berlabel jilbaber atau berjenggot panjang. Dari kalimat kalimat ajaib itu saya belajar bagaimana menunjukan perhatian dan berbagi kasih sayang.

Thaks to G ^^



2 komentar:

Gia mengatakan...

kayanya enakan comment di sininya langsung.. hehehe.. bagus deh met isi blognya.. ^_^

Meta Agustina mengatakan...

hihihi makasih Gi
tapi met butuh koreksinya. biar bisa lebih baik lagi