Ini bukan kali pertama saya melihat Bapak. Mungkin kali ke tiga atau lebih (lupa … ^^). kesan yang terlintas saat awal bertatap muka adalah anda seorang laki2 dengan usia yang tidak muda lagi namun penuh kewibawaan. Tapi yang paling membekas dalam ingatan saya adalah logat bicara Bapak. Sundanese banget he... (jadi ingat kampung halaman). Ah namun sayangnya pertemuan kita berikutnya pun saya masih belum bisa menemukan emas itu
Hari ini pun kita bertemu kembali. Pertemuan formal… ya di pertemuan yang formal kembali kita bertemu. Dalam benak saya sudah terpikir bahwa saya harus menahan rasa bosan yang sangat dan melawan rasa kantuk yang sangat (sayang g bisa bawa HP).
Kemudian mengalirlah acara dari satu topik ke topik lain. Eh tapi ada yang berbeda hari ini. Bukan bosan yang hadir tapi ada rasa hangat di hati dan butiran bening ini mendesak ingin keluar dari mata. Saya dengarkan dengan seksama kata demi kata, kalimat demi kalimat.
Akhirnya mutiara itu dapat kutemukan pada untaian kata kata mu. Bahwa sebagai manusia yang memiliki Allah sebagai Tuhan tak sepantasnya risau dengan apa pun selama jalan kita baik (ah tau kah kau Pak, kadang jiwa ini tak pernah lepas dari resah dan gelisah akan hari esok). Dan mutiara lain yang kutemukan ialah semangat mendidik generasi selanjutnya yang begitu besar. Perbaikan akhlak amat utama di banding yang lain. Dan itu semua telah kau lakukan terlebih dahulu.
Semoga semakin bertambahnya usiaku, semakin bertambah pula mutiara mutiara hati yang bisa kuambil dan kuikat dalam hati ini. Seperti mutiara yang kau berikan padaku hari ini ;)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar