Dalam selang waktu mendekati nol,
Ku rasakan percepatan di detak jantungku,
dan gelombang itu perlahan merambat di urat nadiku,
dengan frekuensi yang besar.
Aih, bayangan wajahmu telah menembus fokus lensa mataku,
Membentuk sebuah bayangan maya yang luar biasa indah
Gelombang bunyi dari mulutmu telah membuat resonansi
pada gendang telingaku,
getaran harmonik dawai yang indah pun,
kalah oleh suara indahmu.
Senyum manismu adalah energi bagi diriku,
Dan tawa riangmu adalah sumber tegangan bagi rangkaian hariku.
Sungguh, aku ingin membeli kapasitor untuk menyimpan energy darimu,
Dan aku ingin membeli anemometer
untuk mengejar langkahmu yang secepat angin.
Kau telah membuatku tenggelam dalam fluida cinta yang pekat,
dan massa jenisku terlalu berat untuk membuatku meninggalkanmu.
Dan ketika ada sebuah momentum ,
dimana aku jatuh dan tidak lenting sama sekali,
aku harap kau kan menjadi gaya angkat yang mendorongku ke langit,
dan merasakan terbang seperti pesawat.
Aku berharap, aku adalah kutub utara,
Dan kau adalah kutub selatan,
Yang meskipun kita selalu berlawanan dan terletak sangat jauh,
Kita akan selalu tarik menarik satu sama lain.
Percayalah, meski banyak resistor yang menghambat,
Arus cintaku akan terus saja mengalir,
Bahkan meski saklar hatimu tertutup untukku.
Maaf, aku mungkin bukanlah Archimedes, Faraday, atau Einstein , bagimu.
Tapi sungguh, kau telah dan akan selalu menjadi gaya gravitasiku,
Yang tanpa kau, aku tak akan sanggup berdiri di muka bumi ini.
_ 29 maret 2011, di tengah suntuk belajar fisika_
Tidak ada komentar:
Posting Komentar